Jumat, 05 Juni 2020

MATERI SISTEM SARAF

Pengertian Sistem Saraf 
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam (Aisyah, 2013).

Sistem saraf tersusun atas jaringan-jaringan saraf. Jaringan saraf terdiri dari sejumlah neuron; sel saraf dan seratnya. Neuron adalah unit daar sistem saraf. Terdapat berjuta-juta neuron dalam sistem saraf. Lalu ada neuroglia; sel yang belum diketahui fungsinya, sebagian bersifat fagositik, penyerap, penghancur mikroorganisme dan substansi asing yang masuk ke dalam jaringan saraf (Gibson, 2004).

Sistem saraf dianalogikan seperti kabel telefon, persambungan saraf-saraf seperti sistem kabel, dengan otak yang berfungsi sabagai kontrol pusatnya. Dasar fungsional sistem saraf adalah kombinasi sinyal listrik dan kimiawi yang mengakibatkan neuron mampu berkomunikasi satu sama lain (Campbell, 2005).
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
  1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak  sebagai reseptor adalah organ indera.
  2.  Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
  3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar
Fungsi Sistem Saraf
Secara umum ada tiga fungsi sistem saraf yang saling berhubungan satu sama lain membentuk sebuah siklus, yaitu:
1.     Input, merupakan pengantaran impuls dari reseptor sensoris ke pusat integrasi atau suatu proses pengolahan informasi yang berasal dari lingkungan dan diteruskan ke reseptor sensoris di dalam tubuh yang sesuai.
2.       Integrasi dilakukan sebagian besar pada sistem saraf pusat atau central nevous system, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
3.    Output motoris, merupakan penghantaran sinyal dari sistem saraf pusat atau pusat intregasi ke sel-sel efektor. Sinyal-sinyal tersebut dihantarkan melalui saraf (Campbell, 2005).
Berdasarkan point-point di atas, fungsi sistem saraf dapat disimpulkan menjadi 3 pokok fungsi, yaitu:
  • Fungsi kewaspadaanMembantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi disekitar untuk disampaikan ke alat indera.  
  • Fungsi integrasi. Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan.
  • Fungsi koordinasi. Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk mengirimkan pesan/perintah pada otot-otot dan kelenjar-kelenjar, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi.

Gamabar 2.2 Sistem Kerja 3 Komponen Sistem Saraf
 Struktur Sel Saraf (Neuron)
Neuron adalah unit fungsional dari sistem saraf yang berfungsi untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu lokasi ke lokasi lain. Ciri neuron yang paling menonjol adalah adanya penjuluran mirip serat yang disebut dengan prosessus sehingga sel mampu mecapai jarak yang jauh dalam menghantarkan impuls. Walaupun memiliki banyak variasi, tetapi dari segi ciri, adalah sama, yaitu sama-sama memiliki bagian berikut:
  1.     Badan sel, Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel saraf berfungsi menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, stitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein
  2.     Dendrit, Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit berasal dari bahasa Yunani yaitu dendron yang artinya adalah pohon. Dendrit merupakan suatu hasil dari adaptasi struktural yang meningkatkan luas permukaan neuron tempat neuron tertentu menerima impuls dari neuron lain atau reseptor sensoris.
  3.    Akson, Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin dibentuk oleh sel-sel pendukung.Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann (sel pendukung) yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan (Gibson, 2004). 
  4.      Sel Neuroglial, biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang befungsi sebagai jaringan ikat.
    e. Sinaps
    Sinaps adalah titik komunikasi antara satu neuron dengan neuron lain dalam satu jalur neural atau dimana sebuah neuron berkomunikasi dengan sebuah sel otot atau kelenjar. Pada titik ini, transmisi impuls terjadi secara kimia.
    Untuk lebih jelas nya, mari simak video tentang strukur neuron berikut!

    Berdasarkan bentuknya neuron diklasifikasikan atas neuron unipolar, bipolar dan multipolar.
    1.   Neuron unipolar hanya memiliki satu serabut yang dibagi menjadi satu cabang sentral dan berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer yang berguna sebagai satu dendrit. Jenis neuron ini merupakan neuron-neuron sensoril saraf perifer.
    2.  Neuron bipolar mempunyai dua serabut, satu dendrit dan satu akson. Jenis neuron ini dijumpai dalam epitel olfaktorius, dalam retina mata dan dalam telinga dalam.
    3.    Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson. Jenis neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf sentral, misalnya pada sel ganglion otonom dan lateralis medulla spinalis (Feriyawati, 2006).
    Gambar 2.3. Bentuk Neuron

    Berdasarkan arah transmisi impulsnya neuron diklasifikasi sebagai berikut:
    1.    Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP.
    2.   Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
    3.  Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.

    Bagian-Bagian Sistem Saraf
    1. Sistem Saraf Pusat
          Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges.

    ·         Otak
    Gambar 2.4.1.1 Bagian Otak

            Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.

    Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.

    Otak depan

    Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus. Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.


    Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum.

    Talamus mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.

    Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. 


    Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.
    Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
    a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
    b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
    c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
    d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.

    Otak tengah
    Gambar 2.4.1.2. Gambar Otak tengah
    Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. 

    Otak belakang
    Gambar .2.4.1.3 Bagian otak kecil dan otak tengah
    Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. 
    Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli.


    Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.

    Gambar 2.4.1.4 Bagian pons varoli dan medua oblongata
    Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem).

    2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
    Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki). Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. 
       
    3. Sistem saraf Perifer 
    Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.

    1.         Sistem Saraf Sadar
    Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.


    Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
    ·       Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
    ·   Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut merupakan saraf motorik. 
    ·   Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.

    Gambar 2.4.3.1 Saraf kranial
    2.      Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)

    Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.


    a.       Sistem Saraf Simpatik
    Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.

    b.      Sistem Saraf Parasimpatik
    Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
    Gambar 2.4.3.2 sistem saraf parasimpatik dan simpatik

    Penghantaran impuls saraf di sinapsis
    Impuls-impuls dihantarkan dari sebuah neuron ke neuron lain melewati suatu sinapsis yaitu suatu hubungan antara dua beuron atau neuron dengan otot atau kelenjar. Sinapsis juga mampu menghambat penghantran impuls. Suatu sinapsis mempunyai jarak ±20 nm yang disebut pula celah sinapsis.
    Gambar 2.5. Proses penghantaran impuls melalui sinapsis
    Dari gambar di atas terlihat bahwa neuron yang membentuk sinapsis yaitu neuron yang terletak sebelum sinapsis disebut neuron prasinapsis dan neuron yang terletak setelah snapsis yang disebut neuron postsinaptik. Ujung-ujung serabut akson prasinaptik membentuk struktur gelembung yang disebut bulbus akhir sinapsis. Bulbus akhir sinapsis akan membentuk sinapsis dengan dendrit, badan sel ataupun akson suatu neuron postsinapsis.

    Penghantaran impuls saraf melewati sinap dibantu oleh senyawa kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dibuat oleh neuron (dari asam amino) dan diangkut ke blubus akhir sinapsis dan disimpan dalam kantung kecil terbungkus membran disebut vesikula. Bila suatu impuls sampai pada suatu bulbus akhir inapsis dari sejumlah neuron presinaptik, diperkirakan sejumlah kecil ion Ca+ memasuki bulbus akhir sinapis dari cairan interstitial yang akan menyebabkan vesikula bergerak ke membran elah sinapsis dan menyatu dengan membran sel sehingga neurotransmitter dilepaskan ke celah sinap.

    Waktu yang diperlukan bagi impuls saraf untuk melewati celah sinapsis ±50 mili detik. Kelambatan ini disebabkan oleh proses elepasan neurotransmitter, perjalanan melewati celah sinapsis, perangsangan neuron postsinaptik menjadi permeabel terhadap Na+ dan proses masuknya inon Na+ ke dalam membran neuron postsinaptik untuk mengawali terbentuknya impuls saraf pada neuron postsinaptik.

    Mekanisme timbulnya impuls pada membran neuron postsinaptik diawali terikatnya neurotransmitter pada protein membran plsama neuron postsinaptik yang disebut reseptor neurotransmitter. Pengikatan ini menyebabkan saluran Na+ pada membran plasma menjadi lebih permeabel terhadap ion Na+. Masuknya ion Na+ ke dalam membran sel menyebabkan depolarisasi dan merupakan awal terbentuknya sebuah impuls.

    Penghantaran impuls saraf di sinapsi juga mengalami penghambatan. Penghambatan terjadi jika, neurotransmiter yang mengikat pada reseptor membran menyebabkan membran kurang permeabel terhadap ion Na+, tetapi lebih permeabel dengan perpindahan ion K+ ke luar membran sel dan ion Cl- masuk ke dalam sel. Sehingga ada peningkatan negativitas internal atau hiperpolarisasi sel dalam keadaan tidak dapat menghantarkan impuls.

    Salah satu neurotransmiter adalah asetikolin (ach). Asetikolin dihasilkan oleh neuron-neuron di luar otak dan tulang belakang. Setelah impuls saraf sampai ke ujung serabut akson, ion Ca2+ masuk ke serabut akson dan menyebabkan silepaskannya ach dari vesikula prasinaptik. Pada sinapsis antara neuron dan otot, ach terikat pada reseptor neurotransmiter di membran serabut otot dan meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan K+. Reseptor ach merupakan protein integral dalam membran plasma serabut otot. Bila ach terikat reseptor, menyebabkan salurannya membuka ion Na+ masuk ke dalam sel yang akan menimbulkan impuls saraf yang berefek serabut otot berkontraksi.

    Keberadaan ach di sinapsis neuron-neuron dapat merangsang neuron untuk jangka waktu tak terbatas, tetapi secara alami penghantaran impuls tidak terus menerus karena adanya enzim asetilkolin esterase yang berperan menghambat Ach dengan memecahnya menjadi asetat dan kolin sehingga membran saraf dalam keadaan repolarisasi. Jika ada impuls lagi, vesikula melepaskan Ach, impuls dihantarkan, dan Ach digantikan digiatkan lagi, asetat an kolin masuk kembali ke akson terminal dan diseintesis kembali menjadi Ach oleh enzim kolin asetil transferase.
    Untuk lebih jelas, mari simak video proses penghantaran impuls berikut!

    Penyakit Pada Sistem Saraf
     Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita untuk berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya. Jika terjadi penyakit dan kelainan pada otak, maka dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
    Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikiran, emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya.                                                       

     1. Encephaliti                                                                                                                            
    Encephalitis berasal dari bahasa Yunani, yaitu  encekphalos (otak) dan itis (peradangan) adalah peradangan otak. Encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri, dll.
    Gambar 2.6.1. Perbandingan keadaan otak normal dan Enchepalitis
    2.  Stroke
    Stroke merupakan penyakit yang disebabkan kelayuan tiba-tiba otak akibat  berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Penyebab stroke yang menjadi faktor utama diantaranya adalah merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan turunan.
    Gambar 2.6.2. Kondisi pembuluh darah pada penderita stroke
    3. Alzheimer
    Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Jika kerusakan semakin buruk, maka kehilangan ingatan si penderita juga semakin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun secara drastis. Emosi jiwa dan suasana hati juga jadi labil. Penderita cenderung rentan terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.
    Gambar 2.6.3. Kondisi neuron penderita Alzheimer

    4.  Gegar Otak
    Gegar otak merupakan penyakit yang ditandai dengan kehilangan sementara fungsi otak yang oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang mengalami hal ini mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.
    Gambar 2.6.5. Kondisi otak penderita geger otak
    5.  Epilepsi
    Epilepsi adalah kelainan kronik yang disebabkan oleh impuls berlebihan dari sel-sel saraf dalam otak yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.
    Gambar 2.6.5. Kondisi otak normal dan epilepsi
    6.    Narkolepsi
           Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
    Gambar 2.6.6. Keadaan penderita narkolepsi

    7.  Afasia
    Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
    Gambar 2.6.7 Kondisi penderita afasia
                                              
    8. Dementia
    Demensia ditandai dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak sehingga menyebabkan kemunduran kapasitas intelektual yang kronis dan biasanya kian memburuk. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun


    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, Neil, A. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

    Feriyawati, Lita. 2006. Anataomi Sistem Saraf Dan Peranannya Dalam Regulasi Kontraksi Otot Rangka. Sumatra Utara: USU Repostitory.

    Gibson, John. 2004. Fisiologi da Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

    Guyton, Athur, C. 1995. Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit Edisi 3. Jakarta: EGC.

    Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

    Pack, Phillip E. 2007. Anatomy and Physiology. Bandung: Pakar Raya.

    Sloane, Ethel. 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers, Inc

    0 komentar:

    Posting Komentar